Menjelajah Dunia Bahasa Indonesia: Panduan Lengkap Contoh Soal dan Pembahasan Kelas 10 Semester 1
Pendahuluan
Bahasa Indonesia, sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa, memegang peranan krusial dalam kurikulum pendidikan. Di bangku kelas 10 SMA/SMK, pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya sekadar membaca dan menulis, tetapi juga mendalami berbagai jenis teks, memahami struktur, kaidah kebahasaan, hingga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Semester pertama kelas 10 seringkali menjadi fondasi penting yang memperkenalkan siswa pada teks-teks informatif, persuasif, naratif, dan humoris yang akan terus relevan di jenjang selanjutnya.
Artikel ini dirancang sebagai panduan komprehensif yang menyajikan contoh-contoh soal Bahasa Indonesia kelas 10 semester 1 beserta pembahasannya. Tujuannya adalah membantu siswa mempersiapkan diri menghadapi ujian, mengidentifikasi area yang perlu diperkuat, dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi. Kita akan menyelami empat jenis teks utama yang menjadi fokus di semester ini: Teks Laporan Hasil Observasi, Teks Eksposisi, Teks Anekdot, dan Teks Hikayat.
I. Teks Laporan Hasil Observasi (TLHO)
Teks Laporan Hasil Observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berdasarkan hasil pengamatan. Teks ini bersifat informatif, objektif, dan faktual.
Struktur TLHO:
- Definisi Umum: Berisi pembukaan, pengertian tentang objek yang dilaporkan, atau informasi umum tentang objek.
- Deskripsi Bagian: Merinci bagian-bagian dari objek yang dilaporkan, ciri-ciri, atau sifat-sifatnya.
- Deskripsi Manfaat/Kesimpulan: Menjelaskan manfaat atau fungsi objek, atau menyajikan kesimpulan dari hasil observasi.
Ciri Kebahasaan TLHO:
- Menggunakan kata benda (nomina) dan frasa nomina.
- Menggunakan verba (kata kerja) dan frasa verba, terutama verba relasional (adalah, merupakan, yaitu).
- Menggunakan konjungsi (kata hubung) yang menyatakan penambahan, perbedaan, atau sebab-akibat.
- Menggunakan kalimat definisi dan kalimat deskripsi.
Contoh Soal TLHO:
Teks untuk Soal No. 1-3:
Harimau Sumatra
Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) merupakan salah satu subspesies harimau yang masih hidup dan endemik di Pulau Sumatra, Indonesia. Harimau ini termasuk kategori hewan kritis yang terancam punah.
Harimau Sumatra memiliki ciri fisik yang khas, yaitu ukuran tubuhnya yang relatif kecil dibandingkan subspesies harimau lain, serta corak garis hitam yang lebih rapat dan kadang saling menyatu. Warna bulunya cokelat kekuning-kuningan. Jantan dewasa dapat mencapai berat 100-140 kg, sedangkan betina 75-110 kg. Mereka adalah karnivora soliter yang mendiami hutan hujan tropis.
Keberadaan Harimau Sumatra sangat penting bagi keseimbangan ekosistem hutan, karena mereka berperan sebagai predator puncak yang mengontrol populasi herbivora. Namun, populasi mereka terus menurun drastis akibat perusakan habitat, perburuan liar, dan konflik dengan manusia. Upaya konservasi terus dilakukan untuk melindungi spesies langka ini dari kepunahan.
Soal Pilihan Ganda:
-
Bagian teks yang berisi definisi umum tentang Harimau Sumatra ditunjukkan pada paragraf ke-…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 1 dan 2
E. 2 dan 3 -
Kalimat yang menunjukkan ciri kebahasaan verba relasional adalah…
A. Jantan dewasa dapat mencapai berat 100-140 kg.
B. Harimau ini termasuk kategori hewan kritis yang terancam punah.
C. Mereka adalah karnivora soliter.
D. Upaya konservasi terus dilakukan.
E. Warna bulunya cokelat kekuning-kuningan.
Soal Esai:
- Jelaskan mengapa teks di atas dapat dikategorikan sebagai Teks Laporan Hasil Observasi! Sebutkan minimal dua alasan yang didukung dengan bukti dari teks!
Pembahasan TLHO:
-
Jawaban: A
- Pembahasan: Paragraf pertama memperkenalkan Harimau Sumatra secara umum, mendefinisikan apa itu Harimau Sumatra dan statusnya sebagai hewan yang terancam punah. Ini sesuai dengan ciri "Definisi Umum" dalam struktur TLHO. Paragraf kedua berisi "Deskripsi Bagian" (ciri fisik), dan paragraf ketiga berisi "Deskripsi Manfaat/Kesimpulan" (peran ekosistem dan upaya konservasi).
-
Jawaban: C
- Pembahasan: Verba relasional adalah kata kerja yang berfungsi menghubungkan subjek dengan pelengkap atau penjelasnya, seringkali berupa kata kerja "adalah," "merupakan," "yaitu," "ialah," "termasuk." Pilihan C ("Mereka adalah karnivora soliter") secara eksplisit menggunakan verba relasional "adalah". Pilihan B ("Harimau ini termasuk kategori hewan kritis") juga menggunakan verba relasional, namun pilihan C adalah contoh yang lebih lugas dan umum digunakan.
-
Pembahasan:
Teks di atas dapat dikategorikan sebagai Teks Laporan Hasil Observasi karena:- Bersifat Objektif dan Faktual: Teks menyajikan informasi berdasarkan fakta tentang Harimau Sumatra (berat, habitat, status kepunahan) tanpa adanya opini pribadi penulis. Contoh: "Jantan dewasa dapat mencapai berat 100-140 kg…" atau "Harimau ini termasuk kategori hewan kritis yang terancam punah."
- Memiliki Struktur yang Jelas: Teks diawali dengan definisi umum (Paragraf 1), dilanjutkan dengan deskripsi bagian (Paragraf 2), dan diakhiri dengan deskripsi manfaat/kesimpulan (Paragraf 3). Struktur ini merupakan ciri khas TLHO.
- Menggunakan Bahasa Ilmiah/Formal: Penggunaan istilah seperti "subspesies," "endemik," "karnivora soliter," dan "ekosistem" menunjukkan bahwa teks ini disajikan secara ilmiah dan formal.
II. Teks Eksposisi
Teks Eksposisi adalah paragraf atau karangan yang mengandung sejumlah informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat. Tujuan utamanya adalah untuk meyakinkan pembaca dengan argumen-argumen yang kuat.
Struktur Teks Eksposisi:
- Tesis (Pernyataan Pendapat): Bagian pembuka teks yang berisi pendapat penulis mengenai suatu permasalahan.
- Rangkaian Argumen: Berisi sejumlah pendapat atau argumen yang mendukung tesis penulis. Argumen ini biasanya didukung oleh fakta, data, atau alasan logis.
- Penegasan Ulang (Simpulan): Bagian penutup yang berisi penegasan kembali tesis dan rangkuman argumen, seringkali dengan ajakan atau rekomendasi.
Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi:
- Menggunakan pronomina (kata ganti) persona.
- Menggunakan konjungsi kausalitas (sebab-akibat) dan konjungsi temporal (waktu).
- Menggunakan kata kerja mental (misalnya: diharapkan, memprihatinkan, berasumsi, menyimpulkan).
- Menggunakan istilah-istilah teknis atau ilmiah.
- Menggunakan kalimat persuasif.
Contoh Soal Teks Eksposisi:
Teks untuk Soal No. 4-6:
Pentingnya Membatasi Penggunaan Gawai pada Anak
Dewasa ini, penggunaan gawai (gadget) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, bahkan pada anak-anak. Namun, perlu ditegaskan bahwa pembatasan penggunaan gawai pada anak sangatlah penting untuk tumbuh kembang mereka yang optimal. Penggunaan gawai berlebihan dapat membawa dampak negatif yang signifikan.
Pertama, terlalu banyak waktu di depan layar dapat mengganggu perkembangan fisik dan motorik anak. Mereka cenderung kurang bergerak, yang berpotensi menyebabkan obesitas dan masalah postur tubuh. Kedua, paparan gawai yang berlebihan juga dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional anak. Mereka mungkin kesulitan berinteraksi langsung, memahami emosi orang lain, dan membangun hubungan pertemanan yang sehat. Ketiga, dampak negatif juga terlihat pada kemampuan kognitif, seperti penurunan konsentrasi dan masalah tidur. Konten yang tidak sesuai usia juga berisiko merusak mental anak.
Oleh karena itu, para orang tua diharapkan lebih bijak dalam mengatur durasi dan jenis konten gawai yang diakses anak. Batasan waktu yang jelas, pengawasan aktif, dan penyediaan alternatif kegiatan yang menarik (seperti bermain di luar, membaca buku, atau bersosialisasi) adalah langkah krusial. Pembatasan gawai bukan berarti melarang, melainkan mengarahkan agar anak dapat tumbuh seimbang dalam era digital ini.
Soal Pilihan Ganda:
-
Tesis (pernyataan pendapat) pada teks eksposisi di atas terdapat pada paragraf ke-…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 1 dan 2
E. 2 dan 3 -
Kalimat berikut yang mengandung konjungsi kausalitas adalah…
A. Dewasa ini, penggunaan gawai telah menjadi bagian tak terpisahkan.
B. Mereka cenderung kurang bergerak, yang berpotensi menyebabkan obesitas.
C. Pertama, terlalu banyak waktu di depan layar dapat mengganggu perkembangan fisik.
D. Oleh karena itu, para orang tua diharapkan lebih bijak.
E. Pembatasan gawai bukan berarti melarang, melainkan mengarahkan.
Soal Esai:
- Identifikasikan minimal dua argumen yang digunakan penulis untuk mendukung tesisnya!
Pembahasan Teks Eksposisi:
-
Jawaban: A
- Pembahasan: Paragraf pertama menyajikan pendapat utama penulis, yaitu "pembatasan penggunaan gawai pada anak sangatlah penting untuk tumbuh kembang mereka yang optimal." Ini adalah tesis yang akan didukung oleh argumen-argumen di paragraf selanjutnya.
-
Jawaban: B
- Pembahasan: Konjungsi kausalitas (sebab-akibat) menunjukkan hubungan sebab-akibat. Dalam pilihan B, kata "menyebabkan" secara langsung menunjukkan akibat dari "kurang bergerak". Pilihan D ("Oleh karena itu") adalah konjungsi antarkalimat yang menyatakan simpulan, bukan sebab-akibat langsung dalam satu kalimat.
-
Pembahasan:
Minimal dua argumen yang digunakan penulis untuk mendukung tesisnya adalah:- Gangguan Perkembangan Fisik dan Motorik: Penulis menyatakan bahwa "terlalu banyak waktu di depan layar dapat mengganggu perkembangan fisik dan motorik anak. Mereka cenderung kurang bergerak, yang berpotensi menyebabkan obesitas dan masalah postur tubuh."
- Hambatan Perkembangan Sosial dan Emosional: Penulis juga berargumen bahwa "paparan gawai yang berlebihan juga dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional anak. Mereka mungkin kesulitan berinteraksi langsung, memahami emosi orang lain, dan membangun hubungan pertemanan yang sehat."
- Dampak Negatif pada Kemampuan Kognitif: "penurunan konsentrasi dan masalah tidur. Konten yang tidak sesuai usia juga berisiko merusak mental anak."
III. Teks Anekdot
Teks Anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan menarik, yang biasanya berisi kritik atau sindiran terhadap fenomena sosial atau tokoh publik. Meskipun lucu, anekdot memiliki pesan moral atau kritik yang tersirat.
Struktur Teks Anekdot:
- Abstraksi: Bagian awal yang berfungsi memberi gambaran umum tentang isi teks.
- Orientasi: Bagian yang menunjukkan latar belakang terjadinya peristiwa atau awal mula suatu masalah.
- Krisis: Bagian inti dari anekdot, berisi puncak masalah atau kekonyolan yang menjadi inti kritik.
- Reaksi: Bagian yang berisi tanggapan atau respons terhadap krisis, seringkali memicu kelucuan.
- Koda: Bagian penutup yang berisi simpulan atau perubahan yang terjadi pada tokoh.
Ciri Kebahasaan Teks Anekdot:
- Menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung.
- Menggunakan konjungsi temporal (lalu, kemudian, akhirnya).
- Menggunakan kata kerja aksi.
- Menggunakan kalimat retoris (pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban).
- Menggunakan kalimat imperatif (perintah).
Contoh Soal Teks Anekdot:
Teks untuk Soal No. 7-9:
Koruptor dan Tukang Becak
Seorang koruptor kakap baru saja ditangkap dan diadili. Setelah divonis penjara seumur hidup, ia merasa sangat frustrasi. Di dalam sel, ia terus merenung dan mengeluh.
Melihat hal itu, seorang tukang becak yang kebetulan ikut ditahan karena melanggar lalu lintas mendekati si koruptor. "Mengapa Anda tampak begitu sedih, Tuan?" tanya tukang becak.
"Bagaimana tidak sedih? Aku divonis seumur hidup! Padahal, aku hanya mengambil uang rakyat sedikit," jawab koruptor dengan nada putus asa.
Tukang becak itu tersenyum tipis. "Oh, kalau begitu, saya lebih parah dari Anda, Tuan. Saya setiap hari membawa uang rakyat, tapi tidak pernah masuk penjara."
Koruptor itu terdiam, bingung dengan perkataan tukang becak. Ia tidak menyadari bahwa yang dimaksud "uang rakyat" oleh tukang becak adalah penumpang yang dibawanya setiap hari.
Soal Pilihan Ganda:
-
Bagian krisis (puncak masalah/kekonyolan) pada anekdot di atas ditunjukkan oleh kalimat…
A. Seorang koruptor kakap baru saja ditangkap dan diadili.
B. "Mengapa Anda tampak begitu sedih, Tuan?" tanya tukang becak.
C. "Bagaimana tidak sedih? Aku divonis seumur hidup! Padahal, aku hanya mengambil uang rakyat sedikit," jawab koruptor.
D. "Oh, kalau begitu, saya lebih parah dari Anda, Tuan. Saya setiap hari membawa uang rakyat, tapi tidak pernah masuk penjara."
E. Koruptor itu terdiam, bingung dengan perkataan tukang becak. -
Kritik atau sindiran yang terkandung dalam anekdot tersebut adalah…
A. Hukum di Indonesia terlalu ringan bagi koruptor.
B. Koruptor tidak menyadari kesalahannya.
C. Banyak orang kecil yang melanggar hukum.
D. Perbandingan ironis antara pencuri uang negara dengan pekerja jujur.
E. Tukang becak lebih pintar daripada koruptor.
Soal Esai:
- Identifikasikan satu contoh kalimat langsung dan satu contoh konjungsi temporal dari anekdot di atas!
Pembahasan Teks Anekdot:
-
Jawaban: D
- Pembahasan: Krisis adalah bagian inti yang mengandung kelucuan atau kritik. Dalam anekdot ini, puncak kekonyolan dan kritik terjadi saat tukang becak memberikan pernyataan ironis tentang "membawa uang rakyat setiap hari tapi tidak masuk penjara," yang membuat koruptor bingung karena salah menafsirkan. Ini adalah momen "Aha!" yang menjadi inti humor dan sindiran.
-
Jawaban: D
- Pembahasan: Anekdot ini mengkritik perilaku koruptor yang merasa "hanya mengambil sedikit" uang rakyat, padahal itu adalah kejahatan besar. Sementara itu, tukang becak yang secara harfiah "membawa uang rakyat" (penumpang) setiap hari tidak pernah dipenjara karena itu adalah pekerjaan halal. Ini adalah perbandingan ironis yang menyoroti perbedaan persepsi tentang "uang rakyat" dan keadilan.
-
Pembahasan:
- Contoh Kalimat Langsung:
- "Mengapa Anda tampak begitu sedih, Tuan?" tanya tukang becak.
- "Bagaimana tidak sedih? Aku divonis seumur hidup! Padahal, aku hanya mengambil uang rakyat sedikit," jawab koruptor dengan nada putus asa.
- "Oh, kalau begitu, saya lebih parah dari Anda, Tuan. Saya setiap hari membawa uang rakyat, tapi tidak pernah masuk penjara."
- Contoh Konjungsi Temporal:
- "Setelah divonis penjara seumur hidup, ia merasa sangat frustrasi." (Kata "Setelah")
- "Melihat hal itu, seorang tukang becak yang kebetulan ikut ditahan…" (Kata "Melihat" dalam konteks urutan waktu setelah kejadian sebelumnya)
- Contoh Kalimat Langsung:
IV. Teks Hikayat
Teks Hikayat adalah salah satu bentuk sastra lama Melayu yang berupa prosa, berisi cerita rekaan, dongeng, atau sejarah. Ciri khasnya adalah anonim (tidak diketahui penulisnya), istanasentris (berlatar istana/kerajaan), kemustahilan (ada hal-hal tidak logis), kesaktian tokoh, dan bersifat didaktis (memberi pelajaran).
Ciri-ciri Teks Hikayat:
- Anonim: Tidak diketahui siapa pengarangnya.
- Istanasentris: Pusat cerita berada di lingkungan istana/kerajaan.
- Kemustahilan: Terdapat hal-hal yang tidak logis atau tidak masuk akal.
- Kesaktian Tokoh: Tokoh-tokohnya memiliki kesaktian luar biasa.
- Arketipe: Tokohnya sering digambarkan sebagai karakter yang ideal (baik mutlak) atau jahat mutlak.
- Didaktis: Mengandung nilai-nilai moral atau pelajaran.
- Klise: Menggunakan ungkapan-ungkapan yang sudah umum atau berulang.
Kaidah Kebahasaan Teks Hikayat:
- Menggunakan kata-kata arkais (kuno atau jarang digunakan saat ini, seperti "hatta," "maka," "syahdan," "alkisah").
- Menggunakan konjungsi yang variatif.
- Menggunakan kalimat majemuk.
Contoh Soal Teks Hikayat:
Teks untuk Soal No. 10-12:
Kutipan Hikayat Indera Bangsawan
Alkisah, tersebutlah perkataan seorang raja bernama Indera Bumaya. Baginda terlalu amat gagah dan bijaksana. Tiada pernah baginda beranak seorang pun. Maka pada suatu hari, baginda pun bersembahyang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala memohonkan anak. Setelah genap tiga bulan baginda bersembahyang, maka titah Allah akan baginda beroleh dua orang anak kembar. Hatta, lahirlah dua orang putra yang elok parasnya, seorang bernama Indera Bangsawan dan seorang lagi bernama Indera Jaya.
Maka pada suatu hari, kedua putra itu hendak pergi berburu ke hutan. Tiada berapa jauhnya, sampailah mereka ke suatu taman yang sangat indah. Di tengah taman itu ada sebuah kolam yang airnya jernih, dan di tepi kolam itu ada sebatang pohon yang berbuah emas. Indera Bangsawan pun heran melihat buah emas itu. Ia hendak memetiknya, tetapi tiba-tiba keluarlah seekor naga yang sangat besar dari dalam kolam itu. Naga itu berkata, "Hai anak muda, jangan engkau sentuh buah itu! Ini adalah buah keramat yang dijaga olehku."
Indera Bangsawan tidak gentar. Dengan kesaktiannya, ia melawan naga itu. Terjadilah pertarungan sengit. Akhirnya, Indera Bangsawan berhasil mengalahkan naga tersebut dan memetik buah emas itu.
Soal Pilihan Ganda:
-
Ciri kemustahilan yang terdapat dalam kutipan hikayat di atas adalah…
A. Seorang raja yang tidak memiliki anak.
B. Pohon yang berbuah emas.
C. Pertarungan antara Indera Bangsawan dan naga.
D. Raja bersembahyang memohon anak.
E. Lahirnya dua orang putra yang elok parasnya. -
Kata arkais yang berarti "maka" atau "kemudian" dan sering digunakan sebagai penghubung antarperistiwa dalam hikayat adalah…
A. Alkisah
B. Hatta
C. Syahdan
D. Tersebutlah
E. Baginda
Soal Esai:
- Jelaskan nilai moral yang dapat diambil dari kutipan Hikayat Indera Bangsawan di atas!
Pembahasan Teks Hikayat:
-
Jawaban: B
- Pembahasan: Kemustahilan adalah hal yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Pohon yang berbuah emas adalah fenomena yang tidak masuk akal secara logis dan ilmiah, sehingga ini merupakan ciri kemustahilan dalam hikayat. Raja tidak memiliki anak atau memohon anak adalah hal yang wajar. Pertarungan dan lahirnya putra juga hal yang mungkin, meskipun dalam konteks hikayat bisa dibumbui kesaktian.
-
Jawaban: B
- Pembahasan:
- Alkisah: Pada suatu waktu/awal cerita.
- Hatta: Lalu/kemudian (digunakan untuk melanjutkan cerita setelah suatu peristiwa).
- Syahdan: Maka/kemudian (juga digunakan untuk melanjutkan cerita, mirip "hatta").
- Tersebutlah: Dikisahkan.
- Baginda: Sebutan untuk raja.
Dari pilihan yang ada, "Hatta" adalah yang paling tepat. "Syahdan" juga bisa, tetapi "Hatta" lebih umum digunakan untuk menunjukkan kelanjutan waktu/peristiwa.
- Pembahasan:
-
Pembahasan:
Nilai moral yang dapat diambil dari kutipan Hikayat Indera Bangsawan adalah:- Keberanian dan Keteguhan Hati: Indera Bangsawan menunjukkan keberanian luar biasa dengan tidak gentar menghadapi naga besar yang menjaga buah keramat. Ini mengajarkan bahwa untuk mencapai sesuatu yang berharga, terkadang diperlukan keberanian untuk menghadapi tantangan.
- Ketaatan Berdoa/Keyakinan: Raja Indera Bumaya bersembahyang dan memohon anak kepada Tuhan, dan doanya dikabulkan. Ini mengajarkan pentingnya keyakinan dan doa dalam mencapai keinginan.
Tips Sukses Menghadapi Ujian Bahasa Indonesia Kelas 10 Semester 1:
- Pahami Konsep Dasar Setiap Teks: Jangan hanya menghafal, tetapi pahami mengapa sebuah teks disebut TLHO, Eksposisi, Anekdot, atau Hikayat. Pahami tujuan, struktur, dan ciri kebahasaannya.
- Perbanyak Latihan Soal: Semakin sering Anda berlatih, semakin terbiasa Anda dengan berbagai format soal dan cara menjawabnya. Gunakan buku latihan, bank soal online, atau contoh soal dari guru.
- Perhatikan Struktur dan Ciri Kebahasaan: Dalam setiap teks, fokuslah pada bagaimana struktur dibangun dan ciri kebahasaan apa yang dominan. Ini akan sangat membantu dalam menganalisis teks.
- Baca dengan Cermat: Banyak soal Bahasa Indonesia membutuhkan pemahaman yang mendalam terhadap isi teks. Baca teks berulang kali jika perlu, dan garis bawahi poin-poin penting.
- Manfaatkan Sumber Belajar Lain: Selain buku pelajaran, tonton video pembelajaran, baca artikel, atau diskusikan dengan teman dan guru jika ada materi yang kurang dipahami.
- Jaga Kesehatan dan Kesiapan Mental: Belajar efektif membutuhkan pikiran yang jernih dan tubuh yang sehat. Istirahat cukup, makan teratur, dan kelola stres dengan baik.
Penutup
Memahami Bahasa Indonesia di kelas 10 semester 1 adalah langkah awal yang penting untuk menguasai keterampilan berbahasa yang lebih kompleks di masa depan. Dengan memahami karakteristik masing-masing jenis teks—mulai dari laporan observasi yang faktual, eksposisi yang argumentatif, anekdot yang lucu dan kritis, hingga hikayat yang kaya nilai tradisional—siswa akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan akademik.
Latihan soal secara rutin, pemahaman konsep yang mendalam, serta kemampuan menganalisis teks adalah kunci keberhasilan. Semoga artikel ini memberikan gambaran yang jelas dan membantu Anda dalam perjalanan belajar Bahasa Indonesia. Selamat belajar dan semoga sukses!

Tinggalkan Balasan